Di tengah hiruk-pikuk Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, ada seorang pria yang namanya sangat dihormati, terutama di kalangan komunitas Madura. H. Mahfudz, pria kelahiran Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, Madura, pada tahun 1971 ini, adalah contoh nyata bahwa kesuksesan sejati lahir dari tekad, ketekunan, dan keberanian untuk bermimpi besar.
Awal Kehidupan: Jejak dari Desa Kecil
H. Mahfudz lahir dan tumbuh di Desa Plakpak, sebuah desa kecil di Pamekasan, dari pasangan sederhana, H. Zainuddin (dikenal sebagai Rabbudin) dan Hj. Roji'ah. Ayahnya seorang pedagang tembakau, sosok pekerja keras yang mengajarkan arti ketekunan sejak dini. Ibu H. Mahfudz, Hj. Roji’ah, menanamkan nilai-nilai kebajikan dan keteguhan hati pada anaknya. Kombinasi dari dua sosok ini membentuk karakter H. Mahfudz menjadi pribadi yang ulet dan rendah hati.
Sejak lulus SD, H. Mahfudz mengambil keputusan besar dalam hidupnya: merantau ke Samarinda. Di usia muda, meninggalkan kampung halaman bukanlah pilihan yang mudah. Tujuh tahun lamanya ia merantau di Samarinda, bekerja serabutan sebagai kuli bangunan dan pedagang keliling. Namun, tekad kuatnya untuk mengubah nasib tidak goyah.
Pada akhirnya, H. Mahfudz memutuskan melangkah lebih jauh, pindah ke Berau dengan harapan baru. Di sini, dimulai perjalanan baru yang penuh tantangan dan harapan, dari hanya menjadi seorang perantau menjadi tokoh penting dalam komunitas Madura.
Pendidikan: Pondasi Kuat yang Mengokohkan Langkah
Pendidikan bagi H. Mahfudz bukan hanya soal sekolah formal, tetapi juga soal pendidikan jiwa. Ia memulai pendidikan di SDN Plakpak sambil mengenyam pendidikan agama di Madrasah Diniyah Ibtida'iyah Riyadul Mubtadi'in, Dusun Tacempah. Di sini, H. Mahfudz belajar lebih dari sekadar ilmu pengetahuan; ia belajar memahami nilai-nilai agama yang kelak menjadi landasan spiritual dalam setiap langkah hidupnya. Pendidikan di madrasah diniyah membentuk karakter yang taat, jujur, dan penuh semangat dalam menjalani kehidupan.
Meniti Karier dari Nol: Dari Kuli Hingga Pemimpin Komunitas
Berbekal semangat baja, H. Mahfudz memulai hidupnya di Berau dari nol. Ia mengawali karier sebagai kuli bangunan dan pedagang keliling, pekerjaan yang tidak dianggap prestisius oleh banyak orang. Namun, bagi H. Mahfudz, pekerjaan ini adalah tangga awal menuju impian yang lebih besar. Berkat kerja keras dan kejujuran, ia perlahan tapi pasti mulai merintis usaha kecil-kecilan di bidang perdagangan.
Perlahan, namanya mulai dikenal. H. Mahfudz tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga membawa misi untuk membantu sesama perantau dari Madura. Ia melihat bahwa banyak warga Madura di Berau yang membutuhkan wadah untuk saling mendukung dan menguatkan. Dari sinilah, bersama H. Ramadhan, ia menjadi inisiator terbentuknya IKMB (Ikatan Keluarga Madura Berau), organisasi yang menjadi rumah bagi warga Madura di perantauan.
Sebagai pemimpin, H. Mahfudz menunjukkan keberanian dan integritas. Ia menjabat sebagai Ketua Ikatan Keluarga Madura Berau (IKMB), di mana ia memainkan peran penting dalam menyatukan komunitas Madura di Berau. Ia juga dikenal sebagai Ketua Persatuan Pangkas Rambut Berau, yang berhasil menyatukan para pemuda Madura yang bekerja di sektor pangkas rambut. Lebih dari itu, ia pernah menjadi Ketua Majelis Khotmil Qur'an, memimpin kegiatan keagamaan setiap malam Jumat, memperkuat ikatan spiritual dan sosial di antara komunitas.
Kontribusi dan Pengaruh: Pemersatu dan Pelindung Komunitas Madura
H. Mahfudz bukan hanya seorang pedagang sukses; ia adalah seorang pemimpin yang peduli dan berkomitmen untuk komunitasnya. Ia dikenal sebagai figur yang menjadi tempat bernaung, tempat berkonsultasi, dan teladan bagi banyak orang. Dengan ketulusan hatinya, H. Mahfudz menginisiasi berbagai kegiatan yang mempererat hubungan di antara warga Madura. Dia adalah sosok yang tidak hanya memberi arahan, tetapi juga inspirasi bagi banyak orang.
Di bawah kepemimpinannya, IKMB berkembang menjadi organisasi yang kuat dan solid, di mana warga Madura merasa memiliki tempat untuk pulang dan berbagi cerita. H. Mahfudz juga menjadi jembatan penghubung antarwarga, membawa semangat kebersamaan dan gotong-royong di tengah keberagaman Berau.
Pencapaian dan Penghargaan: Bukti Nyata Kerja Keras
Dari usaha membuka beberapa pangkas rambut dan membuka toko aksesoris, membuka usaha sarang burung walet yang sudah berjalan selama lima tahun, hingga menjadi Ketua Persatuan Pangkas Rambut Berau dan IKMB, H. Mahfudz terus membuktikan bahwa dengan kerja keras dan niat yang tulus, segala sesuatu mungkin dicapai. Dia dikenal sebagai pedagang sukses yang selalu berbagi kepada sesama. Keberhasilannya dalam bisnis tidak menghalanginya untuk tetap rendah hati dan berbagi rezeki kepada orang-orang di sekitarnya.
Karakteristik dan Ciri Khas: Sosok Humoris dan Rendah Hati
H. Mahfudz adalah pribadi yang santai dan humoris, membuatnya mudah didekati siapa saja. Sifatnya yang rendah hati membuatnya disukai banyak orang, sementara kesabarannya menjadikannya seorang pemimpin yang dihormati. Dengan sikap pengayom, ia mampu menjadi pendengar yang baik bagi warga, memahami masalah mereka, dan memberikan solusi yang bijak.
Peran di Masyarakat: Lebih dari Sekadar Pemimpin
Sebagai seorang tokoh, H. Mahfudz tidak hanya berkontribusi dalam komunitas Madura, tetapi juga memainkan peran penting dalam menyatukan pedagang-pedagang di Pasar Sutomo, Berau. Ia dikenal sebagai figur mediator yang ulung, selalu bisa menemukan titik temu di tengah perbedaan.
Kehidupan Pribadi: Cobaan dan Kebahagiaan
Kehidupan pribadi H. Mahfudz penuh dengan liku-liku dan tantangan. Pernikahan pertamanya tidak berjalan seperti yang diharapkan, namun hal itu tidak membuatnya patah semangat. Ia menikah lagi dengan Hj. Romlah, dan bersama-sama mereka dikaruniai empat anak, meskipun satu anak meninggal dunia saat berusia 4 bulan. Kehilangan ini hanya membuatnya semakin kuat, memotivasi dirinya untuk terus bekerja keras demi keluarga dan komunitasnya.
Wawasan dan Kutipan Inspiratif:
“Lakonah lakonih, kenangah kenangih, jek akal akal jek akal binakal.”
(Bekerjalah sesuai profesi masing-masing, jangan menyampuri pekerjaan orang lain, dan jadilah orang yang tahu diri sesuai kapasitasnya. Jangan suka beralasan dan berpura-pura.)
Kata-kata ini adalah prinsip hidup Mahfudz, yang menunjukkan filosofi bijaknya tentang pentingnya fokus pada peran masing-masing dan selalu menjaga kejujuran. Baginya, kesuksesan adalah buah dari kerja keras, kejujuran, serta berkah dari orang tua dan guru.
Penutup: Inspirasi dari Tanah Perantauan
H. Mahfudz adalah cerminan semangat perantau sejati. Dari seorang pemuda Madura yang merantau tanpa bekal berlimpah, ia menjelma menjadi figur sentral di Berau, yang tak hanya sukses secara bisnis tetapi juga secara sosial dan spiritual. Kisah hidupnya adalah inspirasi bagi banyak orang, bahwa dengan tekad, kerja keras, dan kejujuran, semua impian bisa tercapai. Dia membuktikan bahwa di mana pun seseorang berasal, jika dia memiliki hati yang tulus dan kemauan yang kuat, keberhasilan hanyalah masalah waktu.
*Tim Media IKMB/SA
Social Plugin